BAB
3
PENGARUH
GAYA PADA ELASTISITAS BAHAN
Coba kalian regangkan karet gelang! Coba pula regangkan
plastisin ! Apa yang terjadi pada keduanya setelah kalian regangkan? Tentu
keduanya akan berubah bentuk karena kita kenai gaya pada kedua benda tersebut.
Hal ini juga berkaitan dengan sifat elastisitas bahan yang memengaruhi
keadaannya setelah gaya kita hilangkan.
Semua benda,
baik yang berwujud padat, cair, ataupun gas akan mengalami perubahan bentuk dan
ukurannya apabila benda tersebut diberi suatu gaya. Benda padat yang keras
sekalipun jika dipengaruhi oleh gaya yang cukup besar akan berubah bentuknya.
Ada beberapa benda yang akan kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan,
tetapi ada juga yang berubah menjadi bentuk yang baru. Hal itu berkaitan dengan
sifat elastisitas benda. Apakah yang dimaksud elastisitas? Bagaimana pengaruh
gaya pada sifat elastisitas bahan ?
A.
Elastisitas Zat Padat
|
Ketika diberi
gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau
bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan
memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda
dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya
dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan
bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.
Apabila gaya F diperbesar
terus sampai melewati titik B, pegas bertambah panjang dan tidak kembali ke
bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Ini disebut batas elastisitas atau
kelentingan pegas. Jika gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka
pegas akan putus. Jadi, benda elastis mempunyai batas elastisitas. Jika gaya
yang diberikan melebihi batas elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi
menahan gaya sehingga akan putus.
B.
Tegangan Dan Regangan
|
Tegangan
menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Tegangan (stress)
didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda dengan luas
penampang benda. Secara matematis dituliskan:
Adapun regangan (strain)
didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang batangdengan
panjang mula-mula dinyatakan:
Regangan
merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang tersebut berubah bentuk.
Tegangan diberikan pada materi dari arah luar, sedangkan regangan adalah
tanggapanmateri terhadap tegangan. Pada daerah elastis, besarnya tegangan
berbanding lurus dengan regangan. Perbandingan antara tegangan dan regangan
benda tersebut disebut modulus elastisitas atau modulus Young.
Pengukuran modulus Young dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang akustik,
karena kecepatan jalannya bergantung
pada modulus Young. Secara matematis dirumuskan:
|
Nilai modulus
Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi benda), tidak bergantung
pada ukuran atau bentuk benda. Nilai modulus Young beberapa jenis bahan dapat
kalian lihat pada Tabel 3.1. Satuan SI untuk E adalah pascal (Pa) atau N
C.
|
Secara Matematis
Dinyatakan :
Pada saat
ditarik, pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan gaya tarikan tetapi
arahnya berlawanan (Faksi = -Freaksi). Jika gaya ini disebut gaya
pegas FP maka gaya ini pun sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
Fp = -F
Fp = -k.x
.................................................................. (3.6)
dengan:
Fp = gaya
pegas (N)
Berdasarkan persamaan (3.5) dan (3.6), Hukum
Hooke dapat dinyatakan:
“Pada
daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan gaya
yang bekerja pada benda”.
Sifat pegas seperti ini banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada neraca pegas dan pada
kendaraan bermotor (pegas sebagai peredam kejut). Dua buah pegas atau lebih
yang dirangkaikan dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti. Tetapan pegas
pengganti seri dinyatakan oleh persamaan :
= = = = …. =
Adapun
tetapan pegas pengganti parallel dinyatakan oleh persamaan :
Kp
= + + + …..
Contoh
soal :
Sebuah
pegas yang panjangnya 15 cm digantungkan vertikal. Jika diberikan gaya
0,5
N, panjang pegas menjadi 25 cm. Berapakah panjang pegas jika diregangkan
oleh
gaya 0,6 N ?
D.
Analisis Gerakan Pegas
Gerak pegas menyebabkan benda bergerak bolak balik,yang
disebut sebagai gerak harmonik. Gerakharmonik mengarah pada titik
kesetimbangan. Perhatikan gambar di samping (Gambar 3.8).
Pegas mempunyai panjang alami, dimana
pegastidak memberikan gaya pada benda. Posisi bendapada titik tersebut disebut
setimbang. Jika pegas direntangkan ke kanan, pegas akan memberikan gaya pada
benda yang bekerja dalam arah mengembalikan massa ke posisi setimbang. Gaya ini
disebut gaya pemulih, yang besarnya berbanding lurus dengan simpangannya.
Sekarang kita perhatikan apa yang terjadi
ketika pegas yang awalnya ditarik sejauh x, seperti Gambar 3.8(b)
kemudian dilepaskan. Bagaimanakah gerakan benda pada ujung pegas tersebut?
Berdasarkan Hukum Hooke, pegas memberikan gaya pada massa yang menariknya ke
posisi setimbang. Karena massa dipercepat oleh gaya pemulih, maka massa akan
melewati posisi setimbang dengan kecepatan cukup tinggi. Pada saat melewati
titik kesetimbangan, gaya yang bekerja pada massa sama dengan nol, karena x =
0, sehingga F = 0, tetapi kecepatan benda terus bergerak ke kiri, gaya
pemulih berubah arah ke kanan dan memperlambat laju benda tersebut dan menjadi
nol ketika melewati titik setimbang dan berhenti sesaat di x = A.
Selanjutnya, benda bergerak ke kiri dan seterusnya bergerak bolak-balik melalui
titik setimbang secara simetris antara x = A dan x = -A.
1.
Periode dan frekuensi
Untuk membahas suatu getaran atau gerak harmonik, ada beberapa istilah
yang harus diketahui, antara lain periode dan frekuensi. Periode didefinisikan
sebagai waktu yang diperlukan untuk satu siklus gerak harmonik. Sementara itu, frekuensi
adalah jumlah siklus gerak
harmonik yang terjadi tiap satuan
waktu. Gerak harmonik pegas pada dasarnya merupakan proyeksi gerak melingkar
pada salah satu sumbu utamanya, sehingga periode dan frekuensi dapat ditentukan
dengan
menyamakan gaya pemulih
dengan gaya sentripetal.
= m . a
= m . . x
= m .
= , maka :
k =
T = 2 ……………………………………( 3.7 )
Karena f = , Maka :
2.
Susunan Pegas
Pada susunan pegas, baik susunan seri, paralel, atau kombinasi
keduanya, besarnya konstanta pegas merupakan konstanta pegas pengganti.
Misalnya, tiga pegas dengan konstanta gaya k1, k2, dan k3
disusun seri seperti pada Gambar 3.10.
Apabila pada ujung
susunan pegas bekerja gaya F, maka masing-masing pegas mendapat gaya
yang sama besar yaitu F. Berdasarkan Hukum Hooke, pertambahan panjang
masing-masing pegas adalah:
F= k . x
atau x = F/k , dst.